BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Teori Konseling Gestalt merupakan salah satu teori konseling yang dipengaruhi oleh eksistensialis-fenomenologis. Dari dua pengaruh tersebut, Perls menyimpulkan bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka mengharapkan kematangan.
Pendekatan konseling Gestalt berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif. Bukan hanya gabungan dari beberapa organ, akan tetapi manusia merupakan pribadi yang utuh dan terkoordinasi. Setiap individu menerima bahwa dirinya memiliki tanggung jawab dan memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan pada terbentuknya suatu keutuhan pribadi atau integritas individu. Hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya, merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu, berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya, dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab, dan mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
Pendekatan konseling Gestalt menekankan pada saat “ disini dan sekarang”. Masa lalu sudah berlalu dan masa yang akan datang belum dijalani. Sehingga kehidupan manusia adalah masa sekarang. Kecemasan dipandang sebagai “kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian”. Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perkembangan konseling Gestalt ?
Bagaimana sistem teori konseling Gestalt ?
Bagaimana hakikat manusia menurut teori konseling Gestalt ?
Bagaimana karakter dasar konseling Gestalt ?
Bagaimana hubungan konselor dan konseli dalam konseling Gestalt ?
Apa saja teknik konseling Gestalt ?
Bagaimana proses konseling Gestalt ?
Apa kelebihan dan kekurangan konseling Gestalt ?
TUJUAN
Mengetahui perkembangan konseling Gestalt.
Memahami system teori konseling Gestalt.
Mengetahui hakikat manusia menurut teori konseling Gestalt.
Memahami karaktek dasar konseling Gestalt.
Memahami hubungan konselor dan konseli dalam konseling Gestalt.
Mengetahui apa saja teknik konseling Gestalt.
Memahami proses konseling Gestalt.
Memahami kelebihan dan kekurangan konseling Gestalt.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Konseling Gestalt
Konseling Gestalt dicetuskan pertama kali oleh Frederick Perls, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Fritz Perls (1893-1970). Lahir di Berlin dari keluarga Yahudi kelas menengah bawah. Pada awalnya Perls dikenal sebagai siswa yang agak malas di sekolah, namun ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang psikiatri dan pindah ke Wina untuk belajar praktek psikoanalisa bersama dengan beberapa murid Freud yang lain. Fritz juga belajar tentang penggunaan tubuh untuk mendorong pemahaman dan perkembangan pribadi. Berdasarkan pengalaman klinisnya, Perls menemukan bahwa kemandirian dan konfrontasi merupakan aspek penting dalam terapi. Dari istrinya, Laura Posner, ia memperoleh anjuran untuk menggunakan dukungan dan hubungan atau kontak. Penggunaan kata Gestalt dimaksudkan untuk menegaskan bahwa Konseling Gestalt menekankan pada keutuhan, kebulatan, dan integrasi. Dalam bahasa Jerman, Gestalt berarti utuh.
Di Berlin, Konseling Gestalt memiliki banyak penyokong antara lain adalah Max Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Kohler. Berdasarkan penelitian- penelitian yang telah dilakukannya, para ahli tersebut memiliki keyakinan bahwa memahami pengetahuan dalam arti “unit and wholes, gestalten” adalah lebih berguna untuk mengembangkan pengetahuan alih-alih memotong atau memisahkan bagian-bagian. Mereka juga memandang manusia memiliki suatu kecenderungan dasar untuk mencapai keseimbangan, dan kecenderungan ini mengarahkan manusia untuk berpikir dalam arti keseluruhan.
Hasil kerja Fritz yang paling krusial adalah penggunaan kursi kosong (empty chair) dalam konseling yang dikenal juga dengan sebutan kursi panas. Teknik ini diperkenalkan oleh Fritz ketika ia bekerja di Esalen Institute, Big Fur, California, antara tahun 1962- 1969. Sejak saat itu ia menjadi populer dan dipandang sebagai sosok yang inovatif dan kharismatik dalam bidang pengembangan potensi manusia. Ketika popularitas Konseling Gestalt mengalami puncaknya pada sekitar tahun 1970-an, Fritz meninggal dunia. Meskipun para ahli psikologi Gestalt telah memberikan label dan premis dasar Konseling Gestalt, Perls mengadopsi banyak sumber pengetahuan dalam mengembangkan system terapeutiknya, termasuk di dalamnya psikoanalisa dan eksistensial, yang memiliki pengaruh sangat kuat di daratan Eropa hingga awal abad ke-20. Pada awalnya, pandangan-pandangan Perls dipengaruhi oleh psikoanalisis. Di samping ia mengakui pentingnya hasil kerja Freud , ia juga dipengaruhi oleh para analis yang lain seperti Karen Horney, Wilhelm Reich, dan Otto Rank.
Sistem Teori Konseling Gestalt
Berikut adalah penjelasan tentang garis besar konsep-konsep utama dalam teori konseling gestalt.
Keutuhan, Integrasi, dan Keseimbangan
Manusia adalah organisme total berfungsi sebagai sebuah kesatuan, alih-alih serpihan entitas dalam dikotomi jiwa dan raga. Manusia bukanlah jumlah dari bagian-bagian, tetapi lebih merupakan suatu koordinasi dari keseluruhan bagian-bagian. Kebulatan pribadi merupakan kondisi bagi tercapainya perilaku yang sehat. Banyak individu yang berkepribadian terpolarisiasi/terfregmentasi dalam bagian-bagian yang tak terintegrasi. Sehingga individu tersebut sering mengingkari hal-hal yang buruk pada dirinya. Hal ini yang disebut dengan pribadi yang tidak utuh.
Manusia berkeinginan mencapai keseimbangan, menurut pemikiran dasar manusia, untuk mencapai keseimbangan tersebut manusia perlu untuk tidak mengakui kepribadian yang dianggap negatif. Karena lingkungan pasti mengalami perubahan dan manusia juga akan mengalami kebutuhan yang baru, kemungkinan manusia membutuhkan kepribadian yang diingkarinya tersebut.
Saat Sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah berlalu dan masa depan beum dating, maka sekarang lah yang perlu diperhatikan. Konseling Gestalt menekankan pada “disini dan sekarang” serta belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya saat ini. Individu yang terlalu memikirkan masa depan merupakan individu yang tidak utuh, karena ia akan mengerahkan energi untuk apa yang pernah dan mungkin akan terjadi, sehingga pemanfaatan kekuatan untuk sekarang menjadi berkurang.
Perls menerangkan, kecemasan sebagai “kesenjangan antara saat sekarang dan saat kemudian”, maksudnya, jika individu terlalu focus dengan masa depan, maka ia akan mengalami kecemasan pada saat sekarang.
Dalam Konseling Gestalt, untuk membantu konseli dalam membuat kontak dengan sekarang, Perls mengajukan pertanyaan-pertanyaan “apa” dan “bagaimana” ketimbang “mengapa”. Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan “mengapa” hanya akan mengarah pada rasionalisai-rasionalisasi dan penipuan-penipuan diri dan menjauhkan individu dari segera mengalami, serta mengarah pada pemikira yang tak berkesudahan tentang masa lampau yang hanya akan membangkitkan penolakan terhadap masa sekarang.
Dalam Konseling Gestalt, asosiasi bebas tidak digunakan dalam terpai. Cerita-cerita tentang masa lalu akan membuat konseli menjadi terpakudengan masa laludan susah untuk berada pada saat sekarang. Pembicaraan tentang masalah hanya akan menjadi suatu permainan kata tak berakhir yang menjurus pada diskusi dan eksplorasi yang tidak produktif atas makna-makna yang tersembunyi. Apabila masa lalu memiliki kaitan yang signifikan dengan tingkah laku individu sekarang, maka masa laluitu ditangani dengan membawanya ke saat sekarang sebanyak mungkin dengan cara menjalaninya kembali seakan-akan masa lampau itu hadir pada saat sekarang. Perls yakin, bahwa orang-orang cenderung bergantung pada masa lalu untuk membenarkan ketidaksediaannya dalam memikul tanggungjawab atas dirinya sendiri dan atas pertumbuhannya.
Kesadaran
Kesadaran merupakan elemen yang bermakna bagi kesehatan emosional, karena kesadaran memiliki nilai menyembuhkan dan merupakan komponen inti dari semua aspek pribadi yang sehat.
Kesadaran dapat dilakukan salah satunya dengan cara melakukan kontak dengan lingkungan melalui panca inderanya. Orang yang menghindari kontak dengan lingkungan mungkin merasa bahwa mereka melindungi dirinya, tetapi sebenarnya mereka sedang membentuk hambatan pertumbuhan dan aktualisasi diri.
Sadar berarti menyadari pengalaman hidup “sekarang dan saat ini”, bukan masa lalu, atau masa yang akan datang. Konseli harus didorong untuk menghayati pengalamannya pada situasi di sini dan sekarang karena masa lalu sudah lewat dan masa depan belum datang. Jika pemusatan ditujukan di sini dan sekarang, maka kita lebih mungkin kongruen dan terintegrasi. Sebaliknya jika kita tak sadar sepenuhnya dengan kondisi sekarang dan masih terpengaruhi oleh masa lalu atau terbayang-bayang oleh masa depan, maka kita cenderung terpolarisasi/terfragmentasi.
Menurut konseling gestalt, hal yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab pribadi bagi kehidupannya. Dengan tanggung jawab akan pribadinya, manusia tidak akan menyalahkan segala tindakan yang diambilnya kepada orang lain. Untuk mencapai keseimbangan dan tindakan yang bertanggungjawab, kita harus memiliki kesadaran.
Karakteristik Gangguan Perilaku
Neurosis menurut konseling gestalt adalah manusia yang mengalami gangguan perkembangan bukan gangguan emosional. Orang yang neurosis adalah orang yang mengingkari atau menolak aspek-aspek dirinya dan lingkungannya, tidak hidup pada saat sekarang, tidak melakukan kontak dengan lingkungannya, kurang memiliki kesadaran, dan kurang mengaktualisasi diri.
Gangguan perkembangan dapat dialami oleh orang-orang yang membiarkan dirinya dikelilingi oleh banyak masalah yang tak terselesaikan (unfinished bisnis) atau mengalami kebuntuan. Masalah yang tak terselesaikan akan menghambat perkembangan terutama emosi-emosi yang dipendam atau tidak diekspresikan.
Tujuan konseling gestalt adalah membantu individu untuk menyadari backlog (sesuatu yang belum dikerjakan) dari masalah yang tak terselesaikan yang dialaminya dan kemudian mengungkapkannya, khususnya emosi-emosi terpendam sehingga mereka mampu untuk mengalaminya secara penuh dalam keadaan di sini dan sekarang.
Hakikat Manusia Menurut Teori Konseling Gestalt
Fritz Perls adalah seorang humanis yang memiliki pandangan optimistic tentang sifat dasar manusia. Setiap manusia bertujuan untuk mengaktualisasikan diri. Dalam pandangan Gestalt, individu memiliki kesanggupan untuk bertanggung jawab atas kehidupannya, dan manusia memiliki sifat dasar baik serta memiliki kemampuan untuk menangani kehidupannya dengan berhasil, walaupun terkadang mereka pasti butuh bantuan orang lain.
Dalam pandangan Gestalt, manusia mengalami gangguan kepribadian atau perilaku dikarenakan manusia menolak mengakui satu atau lebih aspek-aspek yang ada dalam dirinya (mengingkari sebagian hal dalam dirinya), atau membiarkan dirinya menjadi terpecah belah, terpolarisasi/terfragmentasi atau terpisah menjadi beberapa bagian-bagian. Sedangkan setiap manusia dapat menangani dengan berhasil masalah dalam hidupnya jika mereka tahu siapa dirinya dan mengorganisasikan (mengintegrasikan) semua kemampuannya kedalam suatu rajutan tindakan-tindakan yang efektif.
Oleh karena itu, konselor perlu membantu individu mengembangkan kesadaran (awareness), mengintegrasikan bagian-bagian dalam diri individu yang terpolarisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermakna, membuat individu menemukan dukungan dari dalam dirinya (inner support), serta mengembang perasaan mampu (self-sufficiency)sehingga mereka mengakui bahwa sebenarnya kemampuan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan permasalahnnya terdapat dalam dirinya sendiri bukan dari orang lain.
Karakter Dasar Konseling Gestalt
Karakter dasar konselor menurut teori konseling gestalt adalah sebagai berikut :
Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
Orientasi Sekarang dan Di Sini, dalam proses konseling konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang. Hal ini bukan berarti bahwa masa lalu tidak penting. Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang. Dalam kaitan ini pula konselor tidak pernah bertanya “mengapa”.
Orientasi Eksperiensial, konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian klien mengintegrasikan kembali dirinya:
Klien mempergunakan kata ganti personal. Klien mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan;
Klien mengambil peran dan tanggung jawab;
Klien menyadari bahwa ada hal-hal positif dan/atau negative pada diri atau tingkah lakunya.
Hubungan Konselor dan Konseli Pada Konseling Gestalt
Sebagai terapi eksistensial, praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara konselor dan konseli. Terapis secara aktif berbagi persepsi – persepsi dan pengalaman – pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi konseli disini dan sekarang. Konselor harus mengahadapi konseli dengan reaksi – reaksi yang jujur dan langsung serta menantang manipulasi – manipulasi klien tanpa menolak konseli sebagai pribadi. Konselor bersama konseli perlu mengeksplorasi ketakutan – ketakutan, pengharapan – pengharapan katastrofik, penghambatan – penghambatan, dan penolakan – penolakan konseli.
Perls (1969a), Polster dan Polster (1973), dan Kempler (1973) kesemuanya menekankan pentingnya kepribadian konselor, tidak hanya teknik – teknik yang mereka miliki, sebagai bahan vital dalam proses terapi. Mereka menganjurkan penggunaan tingkah laku konselor yang berlingkup luas, dan memperingatkan bahaya dari tindakan mengidentikkan terapi dengan teknik – teknik yang berlingkup terbatas. Mereka juga menganjurkan konselor untuk membangkitkan spontanitas diri dan menggunakan hubungan dengan konseli sebagai teknik terapeutik. Kempler (1979,hal 261) menyebut hubungan yang actual antara konselor dan konseli sebagai inti dari proses terapeutik. Kempler menandaskan bahwa penggunaan permainan peran bisa menjadi godaan bagi konselor untuk menjaga agar respon – respon pribadinya tetap tersembunyi. Meskipun mungkin bisa menjadi cara yang efektif, permainan peran itu bukanlah tujuan akhir terapi. Kempler juga menyebutkan bahwa teknik – teknik sering menjadi alat bantu yang bernilai bagi proses terapeutik, tetapi ia menekankan proses hubungan konselor dan konseli dengan alasan bahwa kualitas hubungan konselor – konseli itu menentukan apa yang terjadi pada keduanya.
Teknik-Teknik Konseling Gestalt
Berikut merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam Konseling Gestalt.
Eksperimen
Eksperimen berarti mendorong konseli untuk mengalami dan mencoba cara-cara baru. Konselor membelajarkan konseli untuk mengalami dan menghayati kembali masalah-masalah yang tak terselesaikan ke dalam situasi disini dan sekarang. Eksperimen dilaksanan melalui prosedur bermain peran atau memberikan kegiatan yang harus diselesaikan konseli pada tiap sesi.
Penggunaan Bahasa
Para ahli konselor gestalt meyakini bahwa bahasa memilki peran penting dalam perkembangan. Dengan memilih kata yang tepat, konselor dapat menciptakan suatu iklim lingkungan yang mendorong perubahan. Bahasa-bahasa yang direkomendasikan antara lain :
Menggunakan pernyataan “apa” dan “bagaimana” bukan “mengapa”. Contoh: “apa yang anda alami ketika hal itu terjadi?” atau “bagaimana perasaan anda ketika gagal mencapai keinginan anda?”.
Menggunakan pernyataan “saya”. Konselor mendorong konseli untuk memusatkan perhatian pada perasaan dan pengalaman sendiri alih-alih membicarakan orang atau peristiwa lain. Contoh : konseli didorong menyatakan seperti berikut “saya marah” daripada mengatakan “ibu telah mebuat saya marah”.
Menekankan pernyataan. Meski pertanyaan merupakan bagian penting tapi dianjurkan lebih banyak menganjurkan pernyataan. Contoh, alih-alih membuat pertanyaan, “kemana saja kau?” lebih baik menggunakan pernyataan “saya merasa kita jarang bertemu”.
Menyatakan pengalaman disini dan sekarang. Jika konseli bercerita masa lampau, maka konselor harus segera mengarahkannya untuk mengalaminya kembali saat sekarang. Ini akan mendorong kesadaran disamping kontak yang benar dengan pengalaman-pengalaman konseli.
Mendorong tanggung jawab. Konselor direkomendasikan menggunakan bentuk-bentuk frase atau bahasa yang mendorong tanggung jawab pribadi dan tidak melempar kesalahan pada orang lain. Contoh, konselor mendorong konseli mengatakan “saya bertanggung jawab atas hilangnya dia”.
Memaknakan Impian
Konseling gestalt memandang impian sebagai “jalan yang lebar menuju integrasi diri”. Bagian dari impian dipandang merepresentasikan proyeksi atau aspek-aspek individu. Dengan memahami impian, konseli lebih memperoleh kesadaran, mengambil tanggung jawab dari impian-impiannya, melihat impiannya sebagai bagian dari dirinya, memiliki perasaan integrasi yang lebih besar, dan lebih sadar tentang pikiran dan emosi yang direfleksikan dalam impian tersebut.
Fantasi
Fantasi digunakan untuk membantu konseli meningkatlkan kesadaran diri. Fantasi dipandang merepresentasikan proyeksi atau aspek-aspek pribadi klien. Teknik ini, sebagai hal eksplorasi impian, membantu konseli untuk sadar tentang kontak dengan perasaannya dan menjadi lebih mampu untuk mengekspresikan emosinya.
Bermain Peran
Salah satu bentuk bermain peran yang paling awal digunakan adalah psikodrama. Namun dalam perkembangannya psikodrama hampir tidak digunakan lagi. Bermain peran jarang menggunakan orang lain karena dapat menyebabkan fragmentasi. Bermain peran yang paling sering digunakan adalah “Kursi Kosong” (empthy chair) atau “kursi panas” untuk format konseling individual, dan “berkeliling” (making arround) untuk format konseling kelompok.
Koreksi Permainan Topdog/Underdog
Para ahli konseling gestalt memiliki keyakinan bahwa kita terus menerus mengusik diri kita sendiri dengan permainan atas bawah (Topdog/Underdog), yakni menempatkan satu bagian diri untuk menceramahi, mendorong, dan mengancam bagian diri yang lain menuju “perilaku yang baik”. Topdog membuat penilaian dan mengatakan kepada underdog tentang bagaimana seharusnya dia merasa, berpikir, atau bertindak. Topdog ibarat kata hati atau superego dalam konsep psikoanalisa. Underdog cenderung menurut dan senang minta maaf tapi tidak sungguh-sungguh berubah. Teknik kursi kosong dapat digunakan untuk memunculkan kesadaran tentang permainan Topdog/Underdog dan mendorong integrasi bagian-bagian diri di samping mendorong perubahan.
Melatih Kepekaan terhadap Pesan Tubuh
Konselor berusaha mendorong konseli untuk mencapai kesadaran tentang keutuhan (a sense of wholeness). Kesadaran ini memungkinkan mereka untuk menemukan akses dan menyadari perasaan, pikiran dan sensasi fisiknya.
Kelompok
Praktek dalam konseling ini dilaksanakan melalui format individual maupun kelompok. Namun format kelompok dipandang lebih efisien. Umpan balik yang diterima konselor maupun anggota kelompok dapat mempercepat kesadaran. Jika dilaksanakan melalui format kelompok, maka menggunakan teknik keliling.
Proses Konseling Gestalt
Proses konseling Konseling Gestalt mula-mula diarahkan untuk mendorong dan mengarahkan konseli mencapai kesadaran. Kesadaran ini akan menjadi wahana bagi terjadinya perubahan. Dengan kata lain, perubahan perilaku tidak akan terjadi sebelum konseli mencapai kesadaran. Jika konseli dapat memperoleh kesadaran tentang masalah-masalah yang tak terselesaikan, kekuatan dan sumber-sumber pribadinya, maka mereka akan menemukan jalan yang mudah menuju pemecahan masalah dan mencapai perkembangan dan aktualisasi diri. Proses membangkitkan kesadaran dapat dicapai dengan cara mengembangkan hubungan atau aliansi teraupetik yang kondusif, manusiawi, dan menekankan pada aspek-aspek personal konseli. Hubungan yang ditekankan pada proses Konseling Gestalt adalah hubungan unik yang mereka sebut “ Saya dan Kamu “. Bentuk hubungan ini menuntut konselor dan konseli untuk sepenuhnya menghayati keadaan pada tataran “Disini dan Sekarang “. Konselor juga mendorong konseli untuk berperan aktif dalam proses terapeutik dan mengambil tanggung jawab dalam membuat pilihan atau keputusan berkenaan dengan informasi mana yang akan ia gunakan dari seluruh informasi yang muncul dalam sesi-sesi konseling. Dalam hal ini konselor dianjurkan untuk tidak menginterupsi upaya-upaya konseli dalam memecahkan masalahnya. Namun, ketika konselor melihat konseli melakukan kesalahan atau menjadi tidak konsisten, konselor dapat mengingatkan hal tersebut.
Kelebihan Dan Kekurangan Konseling Gestalt
Menurut ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012) dan buku Gerald Corey (Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, 1995). Kelebihan dan Kelemahan pendekatan Gestalt adalah:
Kelebihan
Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
Terapi Gestalt menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.
Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah konseli.
Kelemahan
Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh.
Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif. Baik fungsi perasaan maupun fungsi pemikiran, sangatlah penting dalam terapi. Pada terapis Gestalt hanya menyisakan sedikit peluang bagi para klien untuk mengkonseptualkan dan memikirkan tindakan mengalaminya.
Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
Para konseli sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Manusia merupakan pribadi yang utuh, terintregasi dan seimbang. Manusia dikatakan utuh, terintregasi dan seimbang jika ia tidak tergolong orang yang neurosis. Neurosis menurut konseling gestalt adalah manusia yang mengalami gangguan perkembangan bukan gangguan emosional. Orang yang neurosis adalah orang yang mengingkari atau menolak aspek-aspek dirinya dan lingkungannya, tidak hidup pada saat sekarang, tidak melakukan kontak dengan lingkungannya, kurang memiliki kesadaran, dan kurang mengaktualisasi diri.
Manusia diharapkan dapat meninggalkan masa lalu dan tidak terlalu memikirkan masa depan, harus fokus pada “di sini” dan “sekarang”. Manusia yang terlalu terbawa akan masa lalunya dan terlalu takut untuk menghadapi masa depan, akan menimbulkan kecemasan pada saat sekarang. Sehingga manusia tidak mengalami kesadaran akan “di sini” dan “sekarang”.
Dengan terapi konseling gestalt, diharapkan manusia lebih dapa menekankan pada kegiatan sekarang.
SARAN
Dalam mempelajari konseling gestalt, konselor diharapkan mempelajari dengan optimal semua seluk beluk dan tata cara konseling gestalt. Jika konselor hanya sekedar mengetahui dan tidak terlalu memahami, proses konseling menggunakan teori gestalt tidak akan berjalan maksimal. Karena konseling gestalt memerlukan pemahaman yang mendalam untuk mengaplikasikan teori ini dalam suatu konseling. Namun jika pemahaman didapatkan dengan sangat baik, maka konseling akan berlangsung dengan baik pula dan mendapatkan hasil yang sangan memuaskan.
Komentar
Posting Komentar