Ringkasan Psikologi Kepribadian "HSU"



HSU
Jen dari Hsu
Dikemukakan oleh Francis L.K Hsu seorang warga negara USA keturunan Cina. Seorang sarjana filsafat, antropologi, kesusastraan Cina klasik, dan Psikologi. Menyusun konsep kepribadian Timur sebagai alternatif dari konsep kepribadian Psikologi Barat. Teorinya disebut Jen, Jen berasal dari sastra Cina yang berarti “Manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian”. Jen untuk menganalisis jiwa masyarakat timur, antara lain: Cina, Jepang, Asia termasuk Indonesia.
Teori Kepribadian Jen dari Hsu
Struktur kepribadian digambarkan sebagai lingkaran-lingkaran yang konsentris yang menggambarkan kehidupan jiwa manusia. Bermaksud menganalisis jaringan terkait antara jiwa manusia dan lingkungan sosial budaya nya. Hsu menggambarkan lingkungan kepribadian manusia ada 8 lingkaran yang konsentris. Seperti dibawah ini;


Gbr. Lingkaran Konsentris
Kesimpulan dari teori Jen dari Hsu adalah manusia yang berkepribadian adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya. Terutama lingkungan yang terdekat kepada siapa kita mencurahkan rasa cinta, kemesraan, dan baktinya.

Yoga
Ajaran Yoga dibangun oleh Maharsi Pantjali,dan merupakan ajaran yang sangat popular di kalangan umat Hindu. Ajaran Yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran.
Yoga dari Bahasa Sansekerta yang  berarti ”penyatuan”, yang bermakna ”penyatuan dengan alam” atau ”penyatuan dengan Sang Pencipta”. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam ”Filsafat Hindu”, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Kitab Bagawadgita terdiri dari 18 bab, yaitu:
BAB I Arjuna Wisada Yoga (Meninjau tentara-tentara di medan perang Kurukshetra).
BAB II Ringkasan isi Bhagavad-gita, menguraikan tentang Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Sri Kresna, kemudian Kresna memulai pelajaran-Nya kepada Arjuna dengan menjelaskan perbedaan pokok antara badan jasmani yanag bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal.
BAB III Karma Yoga, menguraikan mengenai semua orang harus melakukan kegiatan di dunia ini. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia ini atau membebaskan dirinya dari dunia.
BAB IV Jnana Yoga, menguraikan pencapaian yoga melalui pengetahuan rohani-pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dan Tuhan-menyucikan dan membebaskan diri manusia.
BAB V Karma Yoga, Perbuatan dalam kesadaran Krishna, orang yang bijaksana yang sudah disucikan oelha api pengetahuan rohani.
BAB VI Dhyana Yoga, menguraikan tentang astanga yoga, sejenis latian meditasi lahiriah, mengendalikan pikiran dan indria-indria dan memusatkan perhatian kepada Paramatma (Roh Yang Utama, bentuk Tuhan yang bersemayam di dalam hati).
BAB VII Pengetahuan tentang Yang Mutlak, Sri Krishna adalah Kebenaran Yang Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu, baik yang material maupun rohani.
BAB VIII Cara Mencapai Kepada Yang Mahakuasa, Seseorang dapat mencapai tempat tinggal Krishna Yang Paling Utama, di luar dunia material, dengan cara ingat kepada Sri Krishna dalam bhakti semasa hidupnya, khususnya pada saat meninggal.
BAB IX Raja Widya Rajaguhya Yoga (Pengetahuan Yang Paling Rahasia)
BAB X Wibhuti Yoga, Kehebatan Tuhan Yang Mutlak, menguraikan mengenai sifat hakikat Tuhan yang absolut/mutlak.
BAB XI Wiswarupa Darsana Yoga, Bentuk Semesta, menguraikan tentang Sri Krishna menganugrahkan pengelihatan rohani kepada Arjuna.
BAB XII Bhakti Yoga, Pengabdian Suci Bhakti, menguraikan tentang cara yoga dengan bhakti.
BAB XIII Ksetra Ksetradnya Yoga, Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa dan prakrti.
BAB XIV Guna Traya Wibhaga Yoga, Tiga Sifat Alam Material, membahas Triguna (tiga sifat alam material) - Sattvam, Rajas dan Tamas.
BAB XV Purusottama Yoga, menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Hakikat Ketuhanan.
BAB XVI Daiwasura Sampad Wibhaga Yoga, membahas mengenai hakikat tingkah-laku manusia, sifat rohani dan sifat jahat.
BAB XVII Sraddha Traya Wibhaga Yoga, menguraikan mengenai golongan-golongan keyakinan.
BAB XVIII Moksa Samnyasa Yoga, Kesempurnaan pelepasan ikatan, merupakan kesimpulan dari semua ajaran yang menjadi inti tujuan agama yang tertinggi.
Karma Yoga, berisi khotbah Kresna kepada Arjuna yang menguraikan Filsafat Hindu mengenai Karma (perbuatan; kewajiban) dan Phala (hasil; buah). Arjuna berkata: ”Yadnya – melakukan pekerjaan tanpa mengikatkan diri, dengan ikhlas dan untuk Tuhan”. Panca Yadnya diantaranya yaitu: Dewa Yadnya, yaitu yadnya pada Tuhan. Rsi Yadnya, yaitu mengajar dan membaca kitab suci, sebagai yadnya pada Rsi. Pitra Yadnya, yakni pemberian kepada leluhur. Manusa Yadnya, yaitu memberi pertolongan/makanan kepada orang-orang memerlukan bantuan, miskin, serta upacara dari lahir sampai mati. Bhuta Yadnya, yakni memelihara dan memberikan makanan pada binatang-binatang.

SUMBER
Agus Sujanto,dkk. Psikologi Kepribadian. Aksara Baru. Jakarta 1982. 
Alwisol. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang 2004. Fudyartanto. 
Psikologi Kepribadian Timur. Pustaka Pelajar. Yogyakarta 2003. Koentjaraningrat. 1993. 
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan. 

Komentar