“Teori Belajar Sosial Albert Bandura”
A. BIOGRAFI ALBERT BANDURA
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Pada tahun 1981 Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.
B. TEORI BELAJAR SOSIAL BANDURA
Bagi bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Pertama, Bandura berpendapat bahwa manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata bidak yang menjadi objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Kedua, Bandura menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi dengan orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan konteks sosial di mana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara. Konsep dasar teori belajar sosial (social learning theory) Bandura yaitu:
B.1. Determinis Resiprokal
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.
B.2. Tanpa Reinforcement
Menurutnya reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu–satunya pembentuk tingkah laku.
B.3. Kognisi dan Regulasi diri
Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Kemampuan kecerdasan untuk berfikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk menangani lingkungan
C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
C.1. Sistem Self (Self System)
Bandura yakin bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan & kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self diakui sebagai unsur struktur kepribadian.
C.2. Regulasi Diri
Bentuk determinis resiprokal berarti orang dapat untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi.
a. Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri
Faktor lingkungan berinteraksi dengan pengaruh–pengaruh pribadi, membentuk standar evaluasi diri seseorang.Kedua, faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk penguatan (reinforcement).
b. Faktor Internal dalam Regulasi Diri
Faktor internal dalam regulasi diri dengan faktor internal dalam pengaturan diri sendiri. Bandura mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal, yaitu:
1. Observasi diri (self observation)
Self observation dilakukan atas dasar faktor kualitas penampilan, kuantitas penampilan, orisinalitas tingkahlaku diri, dan yang lainnya.
2. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental process)
Judgmental process adalah melihat kesesuaian tingkahlaku dengan standar pribadi, membandingkan tingkahlaku dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi performansi.
3. Reaksi-diri-afeksi (self response)
Berdasarkan pengamatan dan judgemen orang dapat mengevaluasi diri sendiri positif atau negatif, dan kemudia dapat menghadiahi atau menghukum diri sendiri. Bisaaa terjadi tidak muncul reaksi afektif, karena fungsi kognitif membuat keseimbangan yang mempengaruhi evaluasi positif atau negatif menjadi kurang bermakna secara individual.
C.3. Efikasi Diri (Self Effication)
1. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication-efficacy expectation) adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situsi tertentu.
2. Ekspektasi hasil (outcome expectation) adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan akan mencapai hasil tertentu.Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai yang dipersyaratkan.
C.4. Sumber Efiaksi Diri
Kunci perubahan tingkah laku dari sistem Bandura adalah perubahan ekspektasi efikasi (efikasi diri). Efikasi diri dapat diperoleh, diubah, dan ditingkatkan ]atau diturunkan melalui salah satu atau empat sumber, yaitu:
1. Pengalaman performansi adalah prestasi yang pernah dicapai oleh masa lalu menjadi mengubah efikasi diri yang paling kuat pengaruhnya. Prestasi (masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi efikasi, sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi.
2. Pengalaman Vikarius, diperoleh melalui model sosial. Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. contoh
Sumber
Cara Induksi
Pengalaman Performansi
Participant modelling
Meniru model yang berprestasi
Performance desenzation
Menghilangkan pengaruh buruk prestasi masa lalu
3. Persuasi Sosial.Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi social. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri.
4. Keadaan Emosi, keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri.
C.5. Efikasi Diri sebagai Prediktor Tingkah laku
Menurut Bandura, sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi
Efikasi yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku C.6. Efikasi Kolektif (Collective Efficacy)
Keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat menghasilkan perubahan social tertentu, disebut efikasi kolektif. Ini bukan ‘jiwa kelompok’ tetapi lebih sebagai efikasi pribadi dari banyak orang yang bekerja bersama. Bandura berpendapat, orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan hanya melalui efikasi diri individual, tetapi juga melalui efikasi kolektif.
D. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Menurut Bandura motivasi mempunyai dua sumber, yaitu:
1.) Gambaran hasil pada masa yang akan datang atau yang dapat menimbulkan motivasi tingkah laku pada saat ini
2.) Harapan keberhasilan berdasarkan pada pengalaman.
Dengan kata lain, harapan pada masa yang akan datang akan memotivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar. Namun sesorang juga dapat belajar dengan tiga penguatan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:
1. Penguatan Vikarius (vicarious reinforcement), yaitu mengamati orang lain yang mendapat penguatan, membuat seseorang puas dan berusaha belajar.
2. Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement), orang terus menerus berbuat tanpa mendapatkan penguatan, karena yakin akan mendapatkan penguatan yang sangat memuaskan pada masa yang akan datang.\
3. Tanpa penguatan (beyond reinforcement), belajar tanpa ada penguatan sama sekali
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
E.1. Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa penguatan (reinforcement) yang nyata. Seseorang dapat mempelajari respon baru dengan melihat respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu. Terdapat dua cara dalam belajar melalui observasi, yaitu:
1. Peniruan (Modelling)
Menurut bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan (imitation) maupun penyajian contoh perilaku (modelling).
2. Modeling Tingkahlaku Baru
Ketrampilan kognitif yang bersifat simbolik, membuat orang dapat mentransform apa yang dipelajarinya atau menggabung-gabung apa yang diamatinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah laku baru.
E.2. Modeling Mengubah Tingkahlaku Lama
Disamping dampak mempelajari tingkah laku baru, modeling mempunyai dua macam dmpak terhadap tingkah laku lama. Pertama, tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat memperkuat atau memperlemah pengamat
1. Modeling Simbolik
Dewasa ini sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk simbolik. Film dan televisi menyajikan contoh tingkah laku yang tak terhitung yang mungkin mempengaruhi pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai sumber model tingkah laku
2. Modeling Kondisioning
Pengamat mengobservasi model tingkah laku emosional yang mendapat penguatan.muncul respon emosional yang sama dalam diri pengamat, dan respon itu ditujukan kepada obyek yang ada di dekatnya
E.3. Faktor-faktor Penting dalam Belajar Melalui Observasi
Menurut bandura, ada empat proses yang penting agar belajar melalui observasi dapat terjadi, yaitu:
1. Perhatian (attention process)
2. Representasi (representation process)
3. Peniruan tingkah laku model (behavior production process)
4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process
E.4. Dampak Belajar
Setiap kali respons dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi; ada yang konsekuensinya menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang tidak masuk kekesadaran. Penguatan baik positif maupun negatif nampaknya tidak otomatis sejalan dengan konsekuensi respons. Konsekwensi dari suatu respons mempunyai tiga fungsi:
1. Pemberi informasi: memberi informasi mengenai dampak dari tingkah laku informasi ini dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkah laku pada masa yang akan datang.
2. Memotivasi tingkah laku yang akan datang: Menyajikan data sehingga orang dapat membayangkan secara simbolik hasil tingkah laku yang akan dilakukannya, dan bertingkah laku sesuai dengan peramalan-peramalan yang dilakukannya. Dengan kata lain, tingkah laku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan datang, di mana pemahaman mengenai apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman mengenai konsekuensi suatu tingkah laku.
3. Penguat tingkah laku: Keberhasilan akan menjadi penguat sehingga tingkah laku menjadi diulangi, sebaliknya kegagalan akan membuat tingkah laku cenderung tidak diulang.
DAFTAR PUSTAKA
Alwilsol. (2014). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press
Komentar
Posting Komentar